Langsung ke konten utama

REVIEW FILM - IT CHAPTER TWO

assalaamuallaikum warrahmatullahi wabarakaatuuh...

selamat pagi, reader!

selamat hari senin semuanya dariku yang tidak ada kuliah di hari senin ini, tapi mati-matian ngerjain tugas :') kali ini aku bakal balik lagi dalam bahasan mengenai film. film yang belom lama ini aku tonton dan menjadi film dengan genre supernatural horror favoritku sejauh ini.

nonton film ini selalu aja mendadak. mulai saat chapter one, di saat posisi abis cari makan malam dengan pakaian gembel khas anak kosan. dan yang barusan tayang untuk chapter two-nya, aku baru keluar dari toilet kampus dan mau masuk kelas, tapi dicegat sama temen-temen yang turun dari lantai 3. saat aku tanya "kalian mau keman-", "ayok, cepet ambil tasmu, kita mau nonton, nih!" AKU DIGOPOHIN DONG! aku awalnya sempat bimbang, karena sebelumnya aku udah janji sama temenku yang lain untuk nonton film ini dan kebetulan dosenku termasuk dosen yang kelewatan disiplin. tapi semua terpatahkan karena aku udah nunggu film ini dua tahun lamanya :'D

IT CHAPTER TWO - ENDS.

film ini aku akui sangat luar biasa untuk aku yang ga terlalu suka nonton film fiction/fantasy. ini film pertama yang aku sampe nonton dua kali ke bioskop :') alasannya, sih, bukan karena aku suka banget, tapi terpaksa harus balik lagi soalnya di pertama kalinya nonton bareng temen-temen tadi aku terpaksa harus balik lagi ke kampus disaat filmnya udah tinggal 30 menit lagi :'D but it's actually worth IT!



1) INFORMASI UMUM FILM

  • Judul Film : IT Chapter Two
  • Genre : supernatural horror
  • Sutradara : Andy Muschietti
  • Pemeran : James McAvoy, Jessica Chastain, Jay Ryan, Bill Hader, James Ransone, Isaiah Mustafa, Andy Bean, Jaeden Martell, Sophia Lillis, Jeremy Ray Taylor, Finn Wolfhard, Jack Dylan Grazer, Chosen Jacobs, dan Wyatt Oleff
  • Tahun Rilis : 26 Agustus 2019 (premier) dan 6 September 2019 (serentak)
  • Keuntungan : US $417.4 million
  • Waktu : 169 Menit

film ini tergolong luar biasa bukan hanya dari produksi, pemeran, tapi jalan ceritanya yang luarbiasa memberikan banyak pesan dan kesan.

2) RINGKASAN ISI FILM

Berlatar tahun 2016, 27 tahun setelah Losers Club berhasil mengalahkan Pennywise dan mengetahui fakta bahwa Georgie benar-benar sudah tiada. Di usia mereka yang ke-40 tahun, mereka harus menerima kenyataan bahwa Pennywise yang mereka anggap telah dikalahkan ternyata kembali lagi menghantui Derry. Mike (Isaiah Mustafa) satu-satunya anggota Loser Club yang masih tinggal di Derry sebagai Asisten Pustakawan, mencoba menghubungi semua teman-temannya, memberitahu bahwa Pennywise telah kembali dan mengingatkan kepada janji mereka apabila Pennywise tidak mati, mereka akan kembali lagi ke Derry. Ia mencoba menghubungi Bill (James McAvoy) yang kini menjadi novelist genre horor, Eddie (James Ransone) yang menjadi seorang Risk Analysis disebuah perusahaan asuranis dan menikahi wanita yang serupa dengan Ibunya, Richie (Bill Hader) yang menjadi Stand-Up Comedian terkenal, Ben (Jay Ryan) yang menjadi seorang Arsitek sukses namun menyendiri, Stan (Andy Bean) yang menjadi seorang Akuntan, dan terakhir Beverly (Jessica Chastain) yang menjadi seorang Fashion Designer. Setelah bisa memastikan teman-temannya untuk kembali ke Derry, Mike menyusun pertemuan di sebuah rumah makan di Derry. Dan disana, Mike mengungkap cara untuk mengalahkan Pennywise. Tapi, ada sebuah fakta besar yang disembunyikan Mike dalam cara untuk memusnahkan Pennywise.

3) REVIEW

film ini LUARBIASA. itu satu kata yang bisa aku keluarkan untuk mendeskripsikan film ini secara singkat. jalan cerita yang tidak terlalu membosankan, mengungkapkan fakta-fakta manis dan pahit yang terjadi pada dua timeline yang berbeda, tentang persahabat, rasa takut, cinta, rahasia besar, dan kenyataan pahit yang menyakitkan. kamu gaakan merasa bahwa film ini adalah film dengan genre horor saat kalian selesai menonton film ini. cukup banyak kata-kata sumpah serapah, adegan komedi, yang mempermanis jalan cerita. sebenarnya, agak kurang puas dengan penyelesaian masalah pada film ini, karena terlalu simple dan tidak sebanding dengan pengorbanan selama beratus-ratus tahun. ending yang agak bikin cringe untuk orang yang punya budaya ke-timur-an seperti di Indonesia. tapi, overall bisa mengajarkan kita untuk menghargai orang lain.

4) KESIMPULAN
film ini wajib ditonton karena film ini melingkup semua genre, kalian bisa sedih, ketawa, bahagia, baper, ketakutan dan lain-lain. sebaiknya film ini juga ditonton untuk usia 17 ke atas karena ada beberapa aspek yang hanya bisa dipahami oleh orang dewasa. film ini mengajarkan kita untuk menghargai orang lain apa adanya, rasa mencintai yang tulus, keberanian akan melawan segalanya, rasa saling melindungi yang tinggi, dan juga persahabatan yang selalu hidup sampai kapanpun.

isi (konten) film : 3.9/5
poster film : 4/5


sekian review yang bisa aku berikan buat kalian yang belum nonton film ini sebagai referensi. diingatkan kembali bahwa review murni pendapat saya pribadi, sehingga apabila ada review yang tidak sesuai dengan kenyataan, kembali lagi ke pendapat kalian sendiri. dan, sangat diterima saran dan pendapat dari para reader sekalian yang dikomen di kolom komentar di bawah ini. terima kasih
wassalamuallaikum warrahmatullahi wabarakaatuuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Writing Challenge: A Special Toy Growing Up

Walaupun di beberapa posting -an sebelumnya aku selalu bilang berat menjadi anak pertama di keluarga, tapi aku tetap merasa sangat beruntung berada di dalamnya. Terutama karena almh. Mamah dan juga keluarga dari pihak mamah yang selalu menghujaniku dengan rasa kasih sayang yang luar biasa, bahkan sampai dengan sekarang.   Aku ingat cukup banyak mainan yang kupunya, seperti puzzle , mainan balok KW-annya Lego, Boneka Barbie ,  dan masih banyak lagi. Dari yang dibeli murahan di pedagang mainan asongan, di toko mainan, sampai dengan sebagai oleh-oleh dari luar kota. Masih sangat melekat diingatan waktu itu aku diajak oleh salah satu kaka sepupuku pergi ke town plaza untuk membeli mainan. Usiaku saat itu mungkin masih 4 - 5 tahun. Disitu diajaknya aku memilih mainan sendiri dan pilihan hatiku jatuh pada set mainan peraga masak-masakan. Sampai saat ini aku ingat persis warna panci mainan itu yang berwarna biru tua dilengkapi dengan stiker bergambar makanan berkuah yang banyak wort...

Writing Challenge: Reflect on a Painful Childhood Experience

Aku pernah nyaris menghilangkan nyawaku sendiri... Aku tidak sama sekali ingin menyembunyikan fakta pahit itu. Akan kuberikan sebagai pelajaran bagiku sendiri di kemudian hari. Bahwa menjadi yang pertama adalah bukan segalanya. Kembali lagi pada kenyataan yang sudah kuungkapkan di posting- an sebelumnya, bahwa menjadi anak pertama memang sesulit itu. Banyak tekanan dan banyak tuntutan. Aku yakin semua anak se-Asia merasakan hal yang sama denganku. Dulu, saat aku sangat dituntut untuk selalu mendapatkan peringkat I di sekolah. Aku selalu dituntut untuk belajar yang giat. Sangat wajar sebenarnya. Aku tetap diberi kesempatan untuk main, kok. Tapi, aku diberikan waktu yang ekstra oleh orang tuaku untuk mengenyam ilmu lagi di luar sekolah alias les.   Bahkan saat aku duduk di bangku Taman Kanak - Kanak sudah diberikan bimbingan belajar oleh orang tuaku di tempat tetangga yang kebetulan juga merupakan guru TK (bukan guru TK-ku tapi) selama dua tahun sampai dengan aku duduk di kelas I SD....

Writing Challenge: A Letter to My Younger Self

Hai, Ima Isma Fawzeya Rosida Nama yang sebenarnya sampai sekarang aku sendiri jujur tidak begitu suka. Kenapa harus memulai nama dengan huruf vokal? Huruf "I" pula! Tapi apalah yang harus disesalkan? Bukan aku juga yang memilih. Pada saat aku menuliskan ini untukmu, usia kita adalah 26 tahun! Wah, bagaimana, ya, kamu mendeskripsikan dan memvisualisasikan perempuan berusia 26 tahun kala itu? Coba nanti kasih tau aku, ya! Hai, gadis kecil berambut ikal Aku selalu suka rambut itu. Mamah juga suka rambut itu. Kita pernah sekali melakukan smoothing rambut dan itu menjadi salah satu penyesalan kita seumur hidup! Oh, iya, saat dewasa, rambut kita hampir selalu pendek. Aku sendiri tidak begitu tahan dengan rambut yang terlalu panjang, tidak seperti kamu yang mungkin menyukainya. Tapi kamu sebenarnya sadar, kan, kalau rambutmu itu susah disisir kalau panjang? But, it suits you the most and now the short one suits me the most. so, we need to respect each other decision, right? Hai, s...