Langsung ke konten utama

REVIEW FILM : BELIEVER (SOUTH KOREAN MOVIE)

assalaamuallaikum warrahmatullahi wabarakaatuuh...

selamat pagi, reader!

di hari minggu yang sudah lumayan panas di kota Malang ini aku bakal ngebahas tentang film. lagi-lagi jelas film dari Korea Selatan karena aku memang pribadi kurang minat (selain horor) dari film barat maupun indonesia, bahkan lumayan sulit untuk mengajakku nonton film indonesia apapun genre-nya. mungkin karena efek trauma film horor Indonesia yang dulu banyak banget adegan ga senonohnya.

dan, kenapa aku memilih review film, karena dilihat dari posting-an review film sebelumnya, yang pertama kali, Scandal Maker, viewers dari posting-an itu ngelonjak drastis😏😆 so, mungkin ini saatnya untuk aku mencoba nge-post salahsatu film korsel yang sayangnya baru aja kutonton, padahal film ini udah ada sejak satu tahun yang lalu:

BELIEVER.

awalnya, aku gapunya alasan untuk nonton film ini, selain karena aku penggemar dari alm. Kim Joo Hyuk dan Believer adalah film terakhirnya sebelum dirinya meninggal karena gagal jantung saat mengemudi dan aku juga penggemar film Cho Jin Woong. hanya itu. genre film ini bukan genre yang kusuka : action, crime. tapi saat aku mencoba pertama nonton film ini, aku berkata menyesal baru menonton sekarang.
sumber gambar : https://www.hancinema.net/photos/fullsizephoto967822.jpg

1) INFORMASI UMUM FILM

  • Judul Film : Believer; Hangeul : 독전
  • Genre : action, crime
  • Sutradara : Lee Hae Young
  • Pemeran :Cho Jin Woong, Ryu Jun Yeol, Kim Joo Hyuk, Kim Sung Ryung, Park Hae Jun, Cha Seung Won
  • Tahun Rilis : 22 Mei 2018 dan 18 Juli 2018 (extended version)
  • Keuntungan : US $39.2 million
  • Waktu : 131 Menit

dengan akting terakhir di hidupnya, menampilkan Kim Joo Hyuk dengan wajah yang berbeda, film Believer banyak mengantongi penghargaan atas nama Kim Joo Hyuk sebagai best male supporting role dan dengan banyak ucapan suka duka ditujukkan untuk aktor yang tutup usia di umur 45 tahun itu.

2) RINGKASAN ISI FILM

Won Ho, seorang polisi (detektif) dari Unit Pemberantas Narkoba semakin mencoba untuk mati-matian menangkap bandar narkoba terbesar se-Asia yang punya inisial Mr. Lee yang sampai sekarang belum diketahui siapa dan bagaimana perawakannya, setelah orang terpercayanya meninggal karena terbunuh oleh orang yang diduga adalah tim dari Mr. Lee. bersamaan dengan pengejaran tersebut, sebuah ledakan yg diprovokasi oleh tim Mr. Lee terjadi sebagai upaya membunuh seseorang perempuan bernama Oh Yeon Ok, namun gagal dan Oh Yeon Ok mendatangi unit narkotika di kantor polisi dan mencoba memberikan clue untuk tim Won Ho dalam mencoba menangkap Mr. Lee. saat tim kepolisian mencoba menyelidiki tempat ledakan itu, mereka menemukan korban selamat, yang mengaku bernama Seo Young Rak, seorang kurir narkoba yang tergabung dalam tim Mr. Lee. ibunya yang meninggal dan anjing kesayangannya yang terluka hebat dalam tragedi ledakan itu membuat Seo Young Rak memilih bergabung di tim Won Ho untuk menolong dalam pencarian dan penangkapan Mr. Lee.

3) REVIEW

seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, bahwa film ini membuat aku menyesal baru menonton sekarang. bukan karena film ini punya jalan cerita yang jelek, tetapi justru film ini punya jalan cerita yang luar biasa menarik, liar, dan menegangkan. disarankan untuk usia dibawah 17 tahun untuk menunda menonton film ini sebelum umur kalian menginjak 17 tahun, karena ada secuil scene tidak senonoh, banyak adegan kekerasan, yang bisa mempermainkan emosi kalian, bahkan untuk yang usianya lebih dari 17 tahun. pribadi, suka tone filmnya yang menambah suasana dingin dan menegangkannya berasa, karena ada satu-dua film yang aku tonton, memilih tone yang kurang tepat, jadi suasana dari filmnya kurang berasa buat penonton. dimana kalo kita seharusnya ambil positifnya aja, disini bakal diliatin gimana cara mengolah narkoba, konsumsi narkoba, sampai efeknya. jelas BUKAN untuk dicoba dan dipraktekkan, tetapi untuk kalian lebih punya pengetahuan bahwa dampaknya narkoba sungguh sangat tidak ada baiknya sama sekali.

4) KESIMPULAN
film ini layak ditonton, tetapi untuk kalian yang punya emosi kurang stabil, sebaiknya nunggu sampai stabil dulu, soalnya jujur, film ini seperti mempermainkan emosi kalian. juga, disarankan untuk ditonton untuk usia diatas 17 tahun. banyak hal illegal yang akan diperlihatkan kepada kita masyarakat awal, sehingga lebih baik dan bahkan memang seharusnya ambil positifnya aja untuk menambah informasi dan pengetahuan.

isi (konten) film : 3.6/5
poster film : 4/5


sekian review yang bisa aku berikan buat kalian yang belum nonton film ini sebagai referensi. diingatkan kembali bahwa review murni pendapat saya pribadi, sehingga apabila ada review yang tidak sesuai dengan kenyataan, kembali lagi ke pendapat kalian sendiri. dan, sangat diterima saran dan pendapat dari para reader sekalian yang dikomen di kolom komentar di bawah ini. terima kasih
wassalamuallaikum warrahmatullahi wabarakaatuuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Writing Challenge: A Special Toy Growing Up

Walaupun di beberapa posting -an sebelumnya aku selalu bilang berat menjadi anak pertama di keluarga, tapi aku tetap merasa sangat beruntung berada di dalamnya. Terutama karena almh. Mamah dan juga keluarga dari pihak mamah yang selalu menghujaniku dengan rasa kasih sayang yang luar biasa, bahkan sampai dengan sekarang.   Aku ingat cukup banyak mainan yang kupunya, seperti puzzle , mainan balok KW-annya Lego, Boneka Barbie ,  dan masih banyak lagi. Dari yang dibeli murahan di pedagang mainan asongan, di toko mainan, sampai dengan sebagai oleh-oleh dari luar kota. Masih sangat melekat diingatan waktu itu aku diajak oleh salah satu kaka sepupuku pergi ke town plaza untuk membeli mainan. Usiaku saat itu mungkin masih 4 - 5 tahun. Disitu diajaknya aku memilih mainan sendiri dan pilihan hatiku jatuh pada set mainan peraga masak-masakan. Sampai saat ini aku ingat persis warna panci mainan itu yang berwarna biru tua dilengkapi dengan stiker bergambar makanan berkuah yang banyak wort...

Writing Challenge: Reflect on a Painful Childhood Experience

Aku pernah nyaris menghilangkan nyawaku sendiri... Aku tidak sama sekali ingin menyembunyikan fakta pahit itu. Akan kuberikan sebagai pelajaran bagiku sendiri di kemudian hari. Bahwa menjadi yang pertama adalah bukan segalanya. Kembali lagi pada kenyataan yang sudah kuungkapkan di posting- an sebelumnya, bahwa menjadi anak pertama memang sesulit itu. Banyak tekanan dan banyak tuntutan. Aku yakin semua anak se-Asia merasakan hal yang sama denganku. Dulu, saat aku sangat dituntut untuk selalu mendapatkan peringkat I di sekolah. Aku selalu dituntut untuk belajar yang giat. Sangat wajar sebenarnya. Aku tetap diberi kesempatan untuk main, kok. Tapi, aku diberikan waktu yang ekstra oleh orang tuaku untuk mengenyam ilmu lagi di luar sekolah alias les.   Bahkan saat aku duduk di bangku Taman Kanak - Kanak sudah diberikan bimbingan belajar oleh orang tuaku di tempat tetangga yang kebetulan juga merupakan guru TK (bukan guru TK-ku tapi) selama dua tahun sampai dengan aku duduk di kelas I SD....

Writing Challenge: A Letter to My Younger Self

Hai, Ima Isma Fawzeya Rosida Nama yang sebenarnya sampai sekarang aku sendiri jujur tidak begitu suka. Kenapa harus memulai nama dengan huruf vokal? Huruf "I" pula! Tapi apalah yang harus disesalkan? Bukan aku juga yang memilih. Pada saat aku menuliskan ini untukmu, usia kita adalah 26 tahun! Wah, bagaimana, ya, kamu mendeskripsikan dan memvisualisasikan perempuan berusia 26 tahun kala itu? Coba nanti kasih tau aku, ya! Hai, gadis kecil berambut ikal Aku selalu suka rambut itu. Mamah juga suka rambut itu. Kita pernah sekali melakukan smoothing rambut dan itu menjadi salah satu penyesalan kita seumur hidup! Oh, iya, saat dewasa, rambut kita hampir selalu pendek. Aku sendiri tidak begitu tahan dengan rambut yang terlalu panjang, tidak seperti kamu yang mungkin menyukainya. Tapi kamu sebenarnya sadar, kan, kalau rambutmu itu susah disisir kalau panjang? But, it suits you the most and now the short one suits me the most. so, we need to respect each other decision, right? Hai, s...