Langsung ke konten utama

MA COOKING : BIBIM-ICE

assalamualaikum warrahmatullahi wabarakaatuuh...

balik lagi, gueeee

gue lagi gencar, nih, berbagi info picisan yang ga murahan =D kali ini masih soal makanan :9

sebenernya resep ini udah lama banget gue buat, pas bulan puasa tahun ini. sempat juga gue beberin cara bikinnya di kolom comments di instagram gue yang memuat gambar serupa. tapi kali ini gue bikin rada lengkap. nih, dia....


BIBIM-ICE
made by : ismafr (KGIS)



Bahan :

1 mangkok sedang es batu
7 sendok makan air
7 sendok makan susu kental manis rasa vanilla
1/2 buah apel yang sudah dikupas kulitnya, potong memanjang (saran : potong belakangan, takutnya malah mengoksidasi)
100 gr cincau hitam, potong memanjang
2 daging buah nangka, potong memanjang
100 gr semangka, potong memanjang

Bahan Jelly Telur Ceplok :

1 bungkus nutrijell rasa leci isi net. 30 gr
700 mL air susu vanilla
1/4 bungkus nutrijell puding susu rasa mangga
200 mL air
3 tetes pewarna hijau


Cara Membuat :

  1. Kuning telur : masukkan nutrijell puding susu rasa mangga ke dalam panci kecil, tambahkan air. panaskan sambil terus diaduk hingga mendidih. matikan. dinginkan kurang lebih 2-3 menit. tuang dalam cetakan berbentuk cekung/bulat (bisa gunakan gelas martini). diamkan hingga beku/mengeras. sisihkan. sisa pudding bisa dicetak di cetakan pudding. dinginkan hingga beku. potong kecil memanjang.
  2. Putih telur : masukkan nutrijell rasa leci ke dalam panci. tambahkan susu vanilla. panaskan sambil terus diaduk hingga mendidih. matikan. dinginkan kurang lebih 2-3 menit. tuang kedalam cetakan berdiameter 8-10 cm (bisa gunakan piring cangkir). diamkan hingga setengah beku/mengeras. teteskan pewarna hijau pada sisa puding dalam panci, aduk merata. tuang dalam cetakan ukuran 21 x 21 cm, dinginkan hingga beku. potong kecil-kecil dan memanjang.
  3. letakkan pudding kuning telur pada permukaan pudding putih telur, sehingga menyerupai telur ceplok. diamkan hingga mengeras. sisihkan.
  4. Bibim-Ice : blender es batu, air, susu kental manis hingga lembut. tuang ke dalam mangkuk.
  5. susun di tepian mangkuk apel, nangka, semangka, cincau hitam, potongan pudding mangga, potongan pudding leci-hijau. letakkan ditengah-tengah 'telur ceplok'
  6. nikmati selagi dingin dan segar.

ga ribet, kan, bikinnya... enak banget buat dinikmati saat kumpul bareng keluarga dan temen. apalagi kalian cewek-cewek yang lagi ganti/bayar puasa yang bolong, sambil nunggu berbuka bisa bikin ini menu, yang pastinya bisa nyegerin kerongkongan saat berbuka.

sampai sini dulu yaps.

wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakaatuuh...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Writing Challenge: A Special Toy Growing Up

Walaupun di beberapa posting -an sebelumnya aku selalu bilang berat menjadi anak pertama di keluarga, tapi aku tetap merasa sangat beruntung berada di dalamnya. Terutama karena almh. Mamah dan juga keluarga dari pihak mamah yang selalu menghujaniku dengan rasa kasih sayang yang luar biasa, bahkan sampai dengan sekarang.   Aku ingat cukup banyak mainan yang kupunya, seperti puzzle , mainan balok KW-annya Lego, Boneka Barbie ,  dan masih banyak lagi. Dari yang dibeli murahan di pedagang mainan asongan, di toko mainan, sampai dengan sebagai oleh-oleh dari luar kota. Masih sangat melekat diingatan waktu itu aku diajak oleh salah satu kaka sepupuku pergi ke town plaza untuk membeli mainan. Usiaku saat itu mungkin masih 4 - 5 tahun. Disitu diajaknya aku memilih mainan sendiri dan pilihan hatiku jatuh pada set mainan peraga masak-masakan. Sampai saat ini aku ingat persis warna panci mainan itu yang berwarna biru tua dilengkapi dengan stiker bergambar makanan berkuah yang banyak wort...

Writing Challenge: Reflect on a Painful Childhood Experience

Aku pernah nyaris menghilangkan nyawaku sendiri... Aku tidak sama sekali ingin menyembunyikan fakta pahit itu. Akan kuberikan sebagai pelajaran bagiku sendiri di kemudian hari. Bahwa menjadi yang pertama adalah bukan segalanya. Kembali lagi pada kenyataan yang sudah kuungkapkan di posting- an sebelumnya, bahwa menjadi anak pertama memang sesulit itu. Banyak tekanan dan banyak tuntutan. Aku yakin semua anak se-Asia merasakan hal yang sama denganku. Dulu, saat aku sangat dituntut untuk selalu mendapatkan peringkat I di sekolah. Aku selalu dituntut untuk belajar yang giat. Sangat wajar sebenarnya. Aku tetap diberi kesempatan untuk main, kok. Tapi, aku diberikan waktu yang ekstra oleh orang tuaku untuk mengenyam ilmu lagi di luar sekolah alias les.   Bahkan saat aku duduk di bangku Taman Kanak - Kanak sudah diberikan bimbingan belajar oleh orang tuaku di tempat tetangga yang kebetulan juga merupakan guru TK (bukan guru TK-ku tapi) selama dua tahun sampai dengan aku duduk di kelas I SD....

Writing Challenge: A Letter to My Younger Self

Hai, Ima Isma Fawzeya Rosida Nama yang sebenarnya sampai sekarang aku sendiri jujur tidak begitu suka. Kenapa harus memulai nama dengan huruf vokal? Huruf "I" pula! Tapi apalah yang harus disesalkan? Bukan aku juga yang memilih. Pada saat aku menuliskan ini untukmu, usia kita adalah 26 tahun! Wah, bagaimana, ya, kamu mendeskripsikan dan memvisualisasikan perempuan berusia 26 tahun kala itu? Coba nanti kasih tau aku, ya! Hai, gadis kecil berambut ikal Aku selalu suka rambut itu. Mamah juga suka rambut itu. Kita pernah sekali melakukan smoothing rambut dan itu menjadi salah satu penyesalan kita seumur hidup! Oh, iya, saat dewasa, rambut kita hampir selalu pendek. Aku sendiri tidak begitu tahan dengan rambut yang terlalu panjang, tidak seperti kamu yang mungkin menyukainya. Tapi kamu sebenarnya sadar, kan, kalau rambutmu itu susah disisir kalau panjang? But, it suits you the most and now the short one suits me the most. so, we need to respect each other decision, right? Hai, s...