Langsung ke konten utama

MA STORY : Kenapa Saya Jatuh Cinta Dengan RUNNING MAN?

Assalamuallaikum Warrahmatullahi Wabarakatuuh

Balik lagi, nih, saya disini. Mumpung lagi di rumah, bisa wifi-an sepuasnya. Ketimbang di kos, download foto ukuran 20 KB aja failed mulu :')

So, seperti yang bisa kita liat di judul entry ini, ada seribu kisah dan alasan kenapa aku begitu tertariknya dengan one of the best variety show in South Korea itu.

Sekedar cerita aja pas SMP itu aku adalah Top 1 di kelasku yang SAMA SEKALI TIDAK SUKA HAL-HAL BERBAU KOREA. Aku sangat teramat benci kalo lagu SNSD diputer oleh temen-temenku, terutama lagu SNSD yang Dancing Queen karena bagiku dulu lagu Dancing Queen plagiat lagunya Mercy.

Tapi, sejak aku masuk SMA dan aku kenalan dengan cukup banyak teman baru (hanya kubilang cukup karena hampir sepertiga siswa/i di kelasku di SMA berasal dari kelasku sendiri waktu di SMP dan duapertiga dari kelas di SMA itu dari SMP-ku sendiri), aku mulai terpengaruh. Aku terpengaruh gara-gara temenku yang namanya Devi. Di SMP aku kenal dia selain karena dia selalu peringkat satu di kelasnya sendiri, dia terkenal sebagai fans SUPER JUNIOR banget. Awalnya dia muterin episode 144, aku inget banget. Dan, aku mulai tertarik, "oh, rame juga ternyata acaranya...". Setelah itu mundur ke episode 116. Terus setelahnya aku mulai ketagihan. Sampe temen-temenku, terutama yang satu kelas sama aku di SMP, pada ngatain aku kena karma atau apalah itu. Tapi aku cuman beralasan, ga juga kok, cuman suka yang lucu-lucu aja. Memang waktu awal-awal aku suka sama Running Man emang aku masih ga suka sama KPOP. Tapi serius, beneran perlahan-lahan Running Man bawa aku semakin terlena sama hal-hal yang berbau Korea. FYI, aku mulai suka Running Man itu sekitar September 2013. Dan episode-episode Running Man banyaknya kau dapetin dari temen-temenku yang lain, jarang banget yang aku download sendiri. Aku mulai download sendiri itu sejak Running Man episode 200 yang dateng ke Indonesia. Awalnya masih sedikit-sedikit dari episode 200 itu sendiri lalu terus di episode-episode selanjutnya. Sementara episode sebelum itu, aku punya tapi masih bolong-bolong alias ada episode yang belum punya. Baru bener-bener aku coba download dan coba melengkapin semuanya itu waktu puasa tahun 2015. Dan, sampai sekarang aku punya semua episode yang hampir bener-bener aku update setiap minggunya. Cuman gara-gara akhir-akhir ini wifinya kosan lemot gila, jadi aku bener-bener ga download Running Man sampe 10 episode, yang artinya 2 bulan 2 minggu aku ga download Running Man, best rocord banget dah itu.

Paragraf di atas itu sebenernya masih intronya doang kenapa aku suka sama Running Man. Running Man itu bener-bener ngajarin aku pribadi banyak hal. Banyak hal-hal positif yang selalu bisa aku ambil dari aktivitis aku nonton Running Man. Misalnya, aku bisa belajar 2 bahasa sekaligus, Bahasa Inggris dan Bahasa Korea. Malahan, sampe aku juga coba-coba belajar Bahasa Mandarin karena pernah dua kali Running Man Korea visits ke Running Man China. Running Man juga ngajarin bahwa Brain can win over Strength; ga selamanya kekuatan dan power bisa memenangkan dan menguasai apapun. Terus persahabatan dan loyal ke sesama itu sangat teramat harus. Aku juga belajar banyak soal pertahanan (?) terhadap hal-hal yang tidak diinginkan dari beberapa episode Running Man.

Mungkin emang keseringan melakukan aktivitas ini kadang bisa bikin aku sendiri lupa waktu dan semacamnya. Tapi, serius, aku bener-bener dapat mempelajari hal-hal baru yang bermanfaat untuk dan dalam hidupku sendiri sejak aku mulai nonton Running Man. Watching Running Man is not a sin, sejauh hal-hal positif bisa aku dapatkan dan aku terapkan di kehidupan; saling tolong-menolong, loyal, ramah, dan hal-hal lain yang bisa membuat aku nyaman menjalani kehidupanku. Memang jatuhnya sedikit alay kalo aku udah ngomong begini, mengingat aku sendiri udah hampir 20 umurnya, tapi aku gabisa memungkiri betapa bahagianya aku karena hadirnya Running Man mewarnai hari-hariku. Aku akan senantiasa tertawa walau sebenernya di hati aku sendiri lagi dalam keadaan yang sedih atau pikiranku sedang mumet. Running Man heals my illness.

Itulah sedikit alasan kenapa aku jatuh cinta dengan Running Man, dan mungkin akan sulit bagi aku pribadi menerima kenyataan apabila nantinya Running Man akan benar-benar berakhir. Kuharap tidak, atau paling tidak, bukan dalam waktu yang dekat.

Sekain dan terima kasih, telah menyempatkan membaca cerita ini.

Wassalamuallaikum Warahmatullahi Wabarakatuuh...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Writing Challenge: A Special Toy Growing Up

Walaupun di beberapa posting -an sebelumnya aku selalu bilang berat menjadi anak pertama di keluarga, tapi aku tetap merasa sangat beruntung berada di dalamnya. Terutama karena almh. Mamah dan juga keluarga dari pihak mamah yang selalu menghujaniku dengan rasa kasih sayang yang luar biasa, bahkan sampai dengan sekarang.   Aku ingat cukup banyak mainan yang kupunya, seperti puzzle , mainan balok KW-annya Lego, Boneka Barbie ,  dan masih banyak lagi. Dari yang dibeli murahan di pedagang mainan asongan, di toko mainan, sampai dengan sebagai oleh-oleh dari luar kota. Masih sangat melekat diingatan waktu itu aku diajak oleh salah satu kaka sepupuku pergi ke town plaza untuk membeli mainan. Usiaku saat itu mungkin masih 4 - 5 tahun. Disitu diajaknya aku memilih mainan sendiri dan pilihan hatiku jatuh pada set mainan peraga masak-masakan. Sampai saat ini aku ingat persis warna panci mainan itu yang berwarna biru tua dilengkapi dengan stiker bergambar makanan berkuah yang banyak wort...

Writing Challenge: Reflect on a Painful Childhood Experience

Aku pernah nyaris menghilangkan nyawaku sendiri... Aku tidak sama sekali ingin menyembunyikan fakta pahit itu. Akan kuberikan sebagai pelajaran bagiku sendiri di kemudian hari. Bahwa menjadi yang pertama adalah bukan segalanya. Kembali lagi pada kenyataan yang sudah kuungkapkan di posting- an sebelumnya, bahwa menjadi anak pertama memang sesulit itu. Banyak tekanan dan banyak tuntutan. Aku yakin semua anak se-Asia merasakan hal yang sama denganku. Dulu, saat aku sangat dituntut untuk selalu mendapatkan peringkat I di sekolah. Aku selalu dituntut untuk belajar yang giat. Sangat wajar sebenarnya. Aku tetap diberi kesempatan untuk main, kok. Tapi, aku diberikan waktu yang ekstra oleh orang tuaku untuk mengenyam ilmu lagi di luar sekolah alias les.   Bahkan saat aku duduk di bangku Taman Kanak - Kanak sudah diberikan bimbingan belajar oleh orang tuaku di tempat tetangga yang kebetulan juga merupakan guru TK (bukan guru TK-ku tapi) selama dua tahun sampai dengan aku duduk di kelas I SD....

Writing Challenge: A Letter to My Younger Self

Hai, Ima Isma Fawzeya Rosida Nama yang sebenarnya sampai sekarang aku sendiri jujur tidak begitu suka. Kenapa harus memulai nama dengan huruf vokal? Huruf "I" pula! Tapi apalah yang harus disesalkan? Bukan aku juga yang memilih. Pada saat aku menuliskan ini untukmu, usia kita adalah 26 tahun! Wah, bagaimana, ya, kamu mendeskripsikan dan memvisualisasikan perempuan berusia 26 tahun kala itu? Coba nanti kasih tau aku, ya! Hai, gadis kecil berambut ikal Aku selalu suka rambut itu. Mamah juga suka rambut itu. Kita pernah sekali melakukan smoothing rambut dan itu menjadi salah satu penyesalan kita seumur hidup! Oh, iya, saat dewasa, rambut kita hampir selalu pendek. Aku sendiri tidak begitu tahan dengan rambut yang terlalu panjang, tidak seperti kamu yang mungkin menyukainya. Tapi kamu sebenarnya sadar, kan, kalau rambutmu itu susah disisir kalau panjang? But, it suits you the most and now the short one suits me the most. so, we need to respect each other decision, right? Hai, s...