Langsung ke konten utama

REVIEW FILM : SCANDAL MAKERS (KOREAN MOVIE)

assalamuallaikum warrahmatullahi wabarakaatuuh...

selamat malam, readers sekalian. semoga kita semua selalu diberi kesehatan. aamiin

oh, iya, sebelumnya aku mau mengucapkan semoga temen-temen sekalian yang merayakan NATAL 2018 kemarin tepatnya, lancar-lancar aja dan bersuka cita bersama keluarganya๐ŸŽ„๐ŸŽ‰

kembalinya aku disini bawa projek baru, nih, yaitu review film. sebelumnya udah pernah aku singgung kalo aku pengen banget nge-review banyak hal kayak buku, film, makanan, dll kayaknya. tapi kalo make up, kayaknya engga dulu, atau engga sama sekali kayaknya, soalnya ga demen make up-an, masih lumayan muda soalnya, takut cepet rusak kulit wajah saya wkwkwkwk ✌

nah, langsung aja, nih, masuk ke bahasan. di pertama kalinya aku nge-review film ini aku bakal nge-review satu film yang udah lama banget, 10 TAHUN. film-nya film dari Korea Selatan. judulnya adalah....

SCANDAL MAKERS atau SPEED SCANDAL

sumber gambar : http://asianwiki.com/images/4/40/Speed_Scandal_-_p2.jpg
1) INFORMASI UMUM FILM

  • Judul Film : Scandal Makers/Speed Scandal; Hangeul : ๊ณผ์†์Šค์บ”๋“ค
  • Genre : Komedi,
  •  Drama
  • Sutradara : Kang Hyeong Cheol (Kang Hyung Chul)
  • Pemeran : Cha Tae Hyun as Nam Hyeon Soo, Park Bo Young as Hwang Jung Nam/Hwang Jae In, Wang Seok Hyun as Hwang Gi Dong
  • Tahun Rilis : 03 Desember 2008
  • Keuntungan : US $47.9 million
  • Waktu : 108 Menit

sebenernya film ini awalnya pengen dikasih judul 'THREE GENERATION', bahkan judul tersebut udah ditaroh di naskah awal film itu. cuman entah kenapa pada akhirnya film ini berganti judul menjadi 'SCANDAL MAKERS'. 

2) RINGKASAN ISI FILM

seorang Radio DJ ternama dan juga mantan idol bernama Nam Hyeon Soo berumur 36 tahun memiliki pendengar setia yang senang berbagi cerita di sesi acara radionya, ๋‚จํ˜„์ˆ˜์˜ ์˜คํ›„์˜ ํœด์‹ (Nam Hyeon Soo's Afternoon Break) bernama Hwang Jung Nam, seorang single mother muda berusia 22 tahun yang punya anak laki-laki lucu berusia 6 tahun. pada satu sesi, Hwang Jung Nam menelpon ke acara radio Nam Hyun Soo dan mengatakan bahwa dia sedang dalam perjalanan mencari ayah kandungnya (ayah biologis Hwang Jung Nam). tidak disangka Nam Hyeon Soo lah sosok ayah yang dicari Hwang Jung Nam yang selanjutnya berkata nama aslinya adalah Hwang Jae In. keduanya secara mengejutkan muncul di apartment milik Nam Hyeon Soo. Nam Hyeon Soo yang tidak percaya meminta keduanya melakukan test DNA dan hasil mengatakan keduanya benar-benar memiliki ikatan darah. memulai kesehariannya yang secara tidak disangka-sangka menjadi seorang ayah dan kakek cukup sulit diterima oleh Nam Hyeon Soo, hingga akhirnya disatu kejadian ketika akhirnya kedua generasinya itu pergi meninggalkannya kembali sendiri, Nam Hyeon Soo sadar bahwa ia peduli dan sayang dengan anak perempuan dan cucu laki-lakinya itu.

3) REVIEW

secara keseluruhan, menurutku film ini bagus banget, layak banget jadi tontonan bersama keluarga karena memang film ini mengusung tema keluarga banget. dalam cukup banyak mengangkat isu-isu masa kini, seperti pergaulan bebas berujung dengan hamil diluar nikah dan dibawah umur dan penyebaran berita-berita yang tidak benar dan merugikan orang lain. tetapi ada beberapa scene yang cukup awkward kalau ditonton oleh anak-anak.
chemistry antara Cha Tae Hyun, Park Bo Young, dan Wang Seok Hyun di film sangat hidup. ketiga-tiganya bisa membawakan perannya dengan sangat mulus.
latarnya sangat mendukung dan cocok pada film ini yang mengangkat kehidupan berkeluarga. suasananya juga mendukung. musik yang diputarkan di beberapa scene menambah kesan hidup scene yang sedang ditampilkan, sehingga penoton tidak bosan hanya melihat scene dan dialog yang didengar.
film sedikit bermain dengan emosional penonton, seperti senang, sedih, dan marah, tapi dilakukan dengan sangat rapi, jadi penonton tidak dibuat kebingungan dengan emosi mereka sendiri. 
alurnya cukup rapi, dengan klimaks yang benar-benar tepat mengenai poinnya.
menurut saya pribadi, cukup sulit ditemukan kekurangan dalam film ini, hanya saja menurutku Cha Tae Hyun sedikit kurang menunjukkan sisi seorang ayah.

4) KESIMPULAN
 
film ini bener-bener worth it untuk ditonton, tidak ada penyesalan kalau kalian nonton film ini karena kalian bahkan bisa merasakan semua emosi yang dihadirkan film, sehingga film ini akan berasa sangat hidup dan dekat dengan kalian. isu-isu jaman sekarang yang diangkat bisa jadi pembelajaran untuk para penonton, terutama orangtua dan anak yang masih menginjakkan usia di usia remaja.

isi (konten) film : 4.8/5
film poster : 4.2/5


sekian review yang bisa aku berikan buat kalian yang belum nonton film ini sebagai referensi. diingatkan kembali bahwa review murni pendapat saya pribadi, sehingga apabila ada review yang tidak sesuai dengan kenyataan, kembali lagi ke pendapat kalian sendiri.
wassalamuallaikum warrahmatullahi wabarakaatuuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Writing Challenge: A Special Toy Growing Up

Walaupun di beberapa posting -an sebelumnya aku selalu bilang berat menjadi anak pertama di keluarga, tapi aku tetap merasa sangat beruntung berada di dalamnya. Terutama karena almh. Mamah dan juga keluarga dari pihak mamah yang selalu menghujaniku dengan rasa kasih sayang yang luar biasa, bahkan sampai dengan sekarang.   Aku ingat cukup banyak mainan yang kupunya, seperti puzzle , mainan balok KW-annya Lego, Boneka Barbie ,  dan masih banyak lagi. Dari yang dibeli murahan di pedagang mainan asongan, di toko mainan, sampai dengan sebagai oleh-oleh dari luar kota. Masih sangat melekat diingatan waktu itu aku diajak oleh salah satu kaka sepupuku pergi ke town plaza untuk membeli mainan. Usiaku saat itu mungkin masih 4 - 5 tahun. Disitu diajaknya aku memilih mainan sendiri dan pilihan hatiku jatuh pada set mainan peraga masak-masakan. Sampai saat ini aku ingat persis warna panci mainan itu yang berwarna biru tua dilengkapi dengan stiker bergambar makanan berkuah yang banyak wort...

Writing Challenge: Reflect on a Painful Childhood Experience

Aku pernah nyaris menghilangkan nyawaku sendiri... Aku tidak sama sekali ingin menyembunyikan fakta pahit itu. Akan kuberikan sebagai pelajaran bagiku sendiri di kemudian hari. Bahwa menjadi yang pertama adalah bukan segalanya. Kembali lagi pada kenyataan yang sudah kuungkapkan di posting- an sebelumnya, bahwa menjadi anak pertama memang sesulit itu. Banyak tekanan dan banyak tuntutan. Aku yakin semua anak se-Asia merasakan hal yang sama denganku. Dulu, saat aku sangat dituntut untuk selalu mendapatkan peringkat I di sekolah. Aku selalu dituntut untuk belajar yang giat. Sangat wajar sebenarnya. Aku tetap diberi kesempatan untuk main, kok. Tapi, aku diberikan waktu yang ekstra oleh orang tuaku untuk mengenyam ilmu lagi di luar sekolah alias les.   Bahkan saat aku duduk di bangku Taman Kanak - Kanak sudah diberikan bimbingan belajar oleh orang tuaku di tempat tetangga yang kebetulan juga merupakan guru TK (bukan guru TK-ku tapi) selama dua tahun sampai dengan aku duduk di kelas I SD....

Writing Challenge: A Letter to My Younger Self

Hai, Ima Isma Fawzeya Rosida Nama yang sebenarnya sampai sekarang aku sendiri jujur tidak begitu suka. Kenapa harus memulai nama dengan huruf vokal? Huruf "I" pula! Tapi apalah yang harus disesalkan? Bukan aku juga yang memilih. Pada saat aku menuliskan ini untukmu, usia kita adalah 26 tahun! Wah, bagaimana, ya, kamu mendeskripsikan dan memvisualisasikan perempuan berusia 26 tahun kala itu? Coba nanti kasih tau aku, ya! Hai, gadis kecil berambut ikal Aku selalu suka rambut itu. Mamah juga suka rambut itu. Kita pernah sekali melakukan smoothing rambut dan itu menjadi salah satu penyesalan kita seumur hidup! Oh, iya, saat dewasa, rambut kita hampir selalu pendek. Aku sendiri tidak begitu tahan dengan rambut yang terlalu panjang, tidak seperti kamu yang mungkin menyukainya. Tapi kamu sebenarnya sadar, kan, kalau rambutmu itu susah disisir kalau panjang? But, it suits you the most and now the short one suits me the most. so, we need to respect each other decision, right? Hai, s...