Langsung ke konten utama

REVIEW TEMPAT MAKAN MINUM JAJAN : MALANG - 7 CHICKEN

assalamuallaikum warrahmatullahi wabarakaatuuh

hello, chingudeul!

bener balik lagi ini, kan, ya <3
nah, jadi ini sekarang aku pengen ngebahas salah satu tempat makan di Malang, yaitu 7 Chicken.


7 CHICKEN adalah restoran cepat saji yang buka 24 jam, jadi kapan pun kamu mau kesitu, 7 CHICKEN selalu buka, kecuali kalo mereka ngomong mereka libur yak :D. nah, 7 CHICKEN ini ada di jalan Borobudur/Soekarno-Hatta, tepatnya di kiri jalan kalo kamu berangkat dari UB.

REVIEW

sumber : https://www.malangculinary.com/upload/img_15384793476.jpg
🏬 tempatnya nyaman banget, interior-nya teramat sangat menarik dan ditata semodern tapi tetap punya kesan minimalis (simple). di beberapa spot disediakan khusus untuk kalian yang pengen makan-makan dalam jumlah banyak. kalian bisa sepuasnya makan sambil ngerjain tugas karena mereka juga nyediain working space yang nyaman untuk ngerjain tugas, bahkan kalo harus kelompokan. di lantai 2 juga disediakan area outdoor yang juga diperuntukkan untuk orang-orang yang ga tahan AC atau pengen ngerokok.
🍗 banyak varian makanan dan minuman yang disedian, juga side dish. harga relatif murah dibandingkan sama restoran cepat saji ternama lainnya yang juga mengangkat jenis menu yang sama. kalo aku pribadi udah ngerasain beberapa menu kayak 7 Burger, Crispy Chicken Steak, Crispy Chicken Cheese, dan Crispy Rempah Chicken, yang menurutku worth it banget. mereka juga nyediain paket mahasiswa dengan menu pilihan yang punya harga murah meriah!!! sundae-nya juga enak banget dan murah, cuman agak cepat meleleh jadi kamu harus bisa ngabisin sesegera mungkin.

🚻 fasilitas tambahan juga disediain seperti toilet, musholla, cafe. juga ada musik yang diputar jadi ga bikin bosan. untuk toilet bersih banget jadi pengguna juga nyaman mau masuk, tapi toiletnya hanya ada di lantai 2, jadi jika pengunjung di lantai 1 pengen buang air harus naik ke lantai 2 terlebih dahulu.

RATING :
★★★★★

mungkin sampai disini dulu review kali ini. selanjutnya bakal aku terusin nanti setelah memilih mana lagi spot yang bisa aku bahas.

wassalamuallaikum warahmatullahi wabarakaatuuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MA STORY : BRENGSEL - SECUIL SEJARAH PENGINGGALAN KOLONIAL BELANDA DI KOTA SAMPIT

assalamuallaikum warrahmatullahi wabarakaatuuh... selamat pagi, readers sekalian! jumpa lagi di halaman blog ini dengan posting -an baru. setelah posting -an sebelumnya aku nge- review salahsatu film yang baru-baru aja aku tonton, Believer , sekarang aku mau cerita sedikit, nih, tentang salah satu peninggalan sejarah dari zaman kolonial Belanda di kota Sampit. Brengsel. memasuki semester dengan kelas desain berada pada puncaknya, menuntunku untuk lebih serius mendalami isu dari lingkungan yang akan kudesain kedepannya. tidak perlu lama mencari, aku tiba-tiba teringat dengan eks Brengsel yang pernah kudatangi saat matakuliah Sejarah dan Teori Arsitekur. hingga akhirnya, aku memutuskan pulang lagi ke rumah untuk mendapatkan informasi-informasi lebih lanjut mengenai tapak yang kupilih. sejujurnya, aku tidak akan pernah tau kalau ada sisa peninggalan berupa bangunan dari zaman kolonial Belanda di kota Sampit, kalo aja aku tidak masuk kuliah arsitektur di UB. dan, aku yak...

Writing Challenge: A Special Toy Growing Up

Walaupun di beberapa posting -an sebelumnya aku selalu bilang berat menjadi anak pertama di keluarga, tapi aku tetap merasa sangat beruntung berada di dalamnya. Terutama karena almh. Mamah dan juga keluarga dari pihak mamah yang selalu menghujaniku dengan rasa kasih sayang yang luar biasa, bahkan sampai dengan sekarang.   Aku ingat cukup banyak mainan yang kupunya, seperti puzzle , mainan balok KW-annya Lego, Boneka Barbie ,  dan masih banyak lagi. Dari yang dibeli murahan di pedagang mainan asongan, di toko mainan, sampai dengan sebagai oleh-oleh dari luar kota. Masih sangat melekat diingatan waktu itu aku diajak oleh salah satu kaka sepupuku pergi ke town plaza untuk membeli mainan. Usiaku saat itu mungkin masih 4 - 5 tahun. Disitu diajaknya aku memilih mainan sendiri dan pilihan hatiku jatuh pada set mainan peraga masak-masakan. Sampai saat ini aku ingat persis warna panci mainan itu yang berwarna biru tua dilengkapi dengan stiker bergambar makanan berkuah yang banyak wort...

Writing Challenge: Reflect on a Painful Childhood Experience

Aku pernah nyaris menghilangkan nyawaku sendiri... Aku tidak sama sekali ingin menyembunyikan fakta pahit itu. Akan kuberikan sebagai pelajaran bagiku sendiri di kemudian hari. Bahwa menjadi yang pertama adalah bukan segalanya. Kembali lagi pada kenyataan yang sudah kuungkapkan di posting- an sebelumnya, bahwa menjadi anak pertama memang sesulit itu. Banyak tekanan dan banyak tuntutan. Aku yakin semua anak se-Asia merasakan hal yang sama denganku. Dulu, saat aku sangat dituntut untuk selalu mendapatkan peringkat I di sekolah. Aku selalu dituntut untuk belajar yang giat. Sangat wajar sebenarnya. Aku tetap diberi kesempatan untuk main, kok. Tapi, aku diberikan waktu yang ekstra oleh orang tuaku untuk mengenyam ilmu lagi di luar sekolah alias les.   Bahkan saat aku duduk di bangku Taman Kanak - Kanak sudah diberikan bimbingan belajar oleh orang tuaku di tempat tetangga yang kebetulan juga merupakan guru TK (bukan guru TK-ku tapi) selama dua tahun sampai dengan aku duduk di kelas I SD....