Langsung ke konten utama

JUST INFO : KENAPA LAKALAKACHILAKALAKACHO?


assalamuallaikum warrahmatullahi wabarakaatuuh...

wah, empat hari ga update di blog. padahal rasanya baru kemaren posting. gimana harinya? aku udah mulai was-was waktu liburku udah perlahan tapi pasti berkurang :')

okey, kembali aku bakal ngebahas sesuatu yang kurang berfaedah, ya, bentuknya hanya sebagai wadah menuangkan segala isi hati dan pikiran yang lagi mumet aja. mumet kenapa? aku juga ga tau wkwkwk.

okey, kalo ada yang perhatiin bahwa nama URL blogspotku adalah LAKALAKACHILAKALAKACHO, begitu juga sama judul blogspotnya. tapi, apa itu lakalakachilakalakacho? apakah semacam mantra atau jampi-jampi yang memiliki pengaruh buruk atau juga ada hubungannya dengan ilmu hitam?

actually, I exactly do not know semisal ada arti yang buruk tentang nama itu. tapi, aku belom pernah nemu kata-kata ini di google di website, ataupun blogspot lainnya, which means lakalakachilakalakacho gapunya arti apapun dimanapun. tapi kembali lagi, entahlah, mungkin ada sebagian misteri di dunia yang bahkan google pun ga mau berbagi cerita.

okey, jadi dari mana asal-usul aku mengambil kata lakalakachilakalakacho ini? apakah hanya tiba-tiba terbesit di kepalaku. tapi nyatanya hal itu cukup sulit untuk aku pribadi merealisasikannya.

jadi, intinya, aku dapet darimana?

gini, blogspot ini aku daftarkan dan buat pertama kali tujuannya emang lebih banyak membahas seputar RUNNINGMAN dan all about runningman. DAN, LAKALAKACHILAKALAKACHO KUTEMUIN DI SALAHSATU SCENE RUNNINGMAN. 

dimana? kok, gapernah ngerasa denger??

jawabannya di episode 163, yang episode itu ada bintang tamu GD, Daesung, sama Seungri BIGBANG. LAKALAKACHILAKALAKACHO dilontarkan oleh Lee Kwang Soo pas ngeliat Yoo Jae Suk pake pakaian mirip anggota Marching Band atau Supporting Team.



nah, di scene diatas Kwang Soo ngatain Jae Suk :"Lakalakachilakalakacho". dari situlah nama blogspot ini aku ambil.

nah, sekian dulu informasi ga penting yang bisa aku bahas kali ini. balik lagi nanti dengan bahasan lain yang mungkin lebih berfaedah 😂

wassalamuallaikum warrahmatullahi wabarakaatuuh...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MA STORY : BRENGSEL - SECUIL SEJARAH PENGINGGALAN KOLONIAL BELANDA DI KOTA SAMPIT

assalamuallaikum warrahmatullahi wabarakaatuuh... selamat pagi, readers sekalian! jumpa lagi di halaman blog ini dengan posting -an baru. setelah posting -an sebelumnya aku nge- review salahsatu film yang baru-baru aja aku tonton, Believer , sekarang aku mau cerita sedikit, nih, tentang salah satu peninggalan sejarah dari zaman kolonial Belanda di kota Sampit. Brengsel. memasuki semester dengan kelas desain berada pada puncaknya, menuntunku untuk lebih serius mendalami isu dari lingkungan yang akan kudesain kedepannya. tidak perlu lama mencari, aku tiba-tiba teringat dengan eks Brengsel yang pernah kudatangi saat matakuliah Sejarah dan Teori Arsitekur. hingga akhirnya, aku memutuskan pulang lagi ke rumah untuk mendapatkan informasi-informasi lebih lanjut mengenai tapak yang kupilih. sejujurnya, aku tidak akan pernah tau kalau ada sisa peninggalan berupa bangunan dari zaman kolonial Belanda di kota Sampit, kalo aja aku tidak masuk kuliah arsitektur di UB. dan, aku yak...

Writing Challenge: A Special Toy Growing Up

Walaupun di beberapa posting -an sebelumnya aku selalu bilang berat menjadi anak pertama di keluarga, tapi aku tetap merasa sangat beruntung berada di dalamnya. Terutama karena almh. Mamah dan juga keluarga dari pihak mamah yang selalu menghujaniku dengan rasa kasih sayang yang luar biasa, bahkan sampai dengan sekarang.   Aku ingat cukup banyak mainan yang kupunya, seperti puzzle , mainan balok KW-annya Lego, Boneka Barbie ,  dan masih banyak lagi. Dari yang dibeli murahan di pedagang mainan asongan, di toko mainan, sampai dengan sebagai oleh-oleh dari luar kota. Masih sangat melekat diingatan waktu itu aku diajak oleh salah satu kaka sepupuku pergi ke town plaza untuk membeli mainan. Usiaku saat itu mungkin masih 4 - 5 tahun. Disitu diajaknya aku memilih mainan sendiri dan pilihan hatiku jatuh pada set mainan peraga masak-masakan. Sampai saat ini aku ingat persis warna panci mainan itu yang berwarna biru tua dilengkapi dengan stiker bergambar makanan berkuah yang banyak wort...

Writing Challenge: Reflect on a Painful Childhood Experience

Aku pernah nyaris menghilangkan nyawaku sendiri... Aku tidak sama sekali ingin menyembunyikan fakta pahit itu. Akan kuberikan sebagai pelajaran bagiku sendiri di kemudian hari. Bahwa menjadi yang pertama adalah bukan segalanya. Kembali lagi pada kenyataan yang sudah kuungkapkan di posting- an sebelumnya, bahwa menjadi anak pertama memang sesulit itu. Banyak tekanan dan banyak tuntutan. Aku yakin semua anak se-Asia merasakan hal yang sama denganku. Dulu, saat aku sangat dituntut untuk selalu mendapatkan peringkat I di sekolah. Aku selalu dituntut untuk belajar yang giat. Sangat wajar sebenarnya. Aku tetap diberi kesempatan untuk main, kok. Tapi, aku diberikan waktu yang ekstra oleh orang tuaku untuk mengenyam ilmu lagi di luar sekolah alias les.   Bahkan saat aku duduk di bangku Taman Kanak - Kanak sudah diberikan bimbingan belajar oleh orang tuaku di tempat tetangga yang kebetulan juga merupakan guru TK (bukan guru TK-ku tapi) selama dua tahun sampai dengan aku duduk di kelas I SD....