Langsung ke konten utama

MA STORY : HORROR TIME - HANTU PANJANG DI ATAP SEKOLAH

assalamuallaikum warrahmatullahi wabarakatuuh

balik lagi gengs aku di blog ini. gausah sebegitu kangennya. oh, iya, aku berpikir kalo aku kemungkinan bakal break dulu buat ngebahas seputar running man, karenaaaaa.... entah kenapa akhir-akhir ini aku pengen cerita tentang pengalaman horor yang pernah aku alamin dulu. di postingan sebelum ini, aku udah bahas satu pengalaman hororku di satu hotel di Kab. Kapuas, Kalimantan Tengah di tahun 2014 dan cerita yang akan aku ceritakan sekarang adalah kejadian yang terjadi kurang lebih satu tahun sebelumnya, 2013.

......

aku sebenarnya lupa hari itu adalah hari apa, yang jelas hari itu adalah hari bagi siswa baru kelas X di SMA-ku melakukan orientasi kepramukaan dan keamanan sekolah, sebut saja OSAKA. acara berlangsung pagi sampai malam. ala-ala siswa/mahasiswa yang diorientasi, aku dan satu angkatanku itu dibentak dan dimarahi oleh kakak-kakak panitia. dongkol, letih, capek, semua bercampur jadi satu, bukan karena apa, mungkin karena acara itu berlangsung sampai cukup malam untuk seorang anak baru sepertiku yang rumahnya cukup jauh dari sekolah dan masih harus diantarjemput orang tua.

waktu itu setelah istirahat sejenak, kami tiba-tiba dikumpulkan untuk latihan PBB dan seingatku langsung diakhiri dengan upacara penutupan. lampu sorot yang cukup terang disorotkan kearah barisan peserta upacara, tapi cahaya dari lampu sorot tetap tidak bisa sampai kebelakan barisan dimana aku berada, begitu juga dibagian belakang lampu sorot yang dibiarkan gelap, tidak ada satupun cahaya dari koridor ruang kelas yang dinyalakan. dan mulai  masuk ke acara penutupan itu, jujur kepalaku sudah mulai pusing dan kesadaranku seakan sudah mulai hilang, aku mulai melamun. saat itu lamunanku jauh menatap bangunan khusus kelas yang berada dihadapan barisan peserta upacara.

tiba-tiba dari kegelapan di bangunan itu, MUNCUL BAYANGAN HITAM, KEDUA TANGANNYA PANJANG, KEDUA KAKINYA PUN JUGA BEGITU. aku tersentak sejenak, hampir berteriak, kalau aku lupa aku sedang berada dikerumunan orang banyak di satu acara formal. tiba-tiba lagi, hal yang membuat aku semakin menganga adalah, DIA MULAI MERANGKAK DAN MELOMPAT, dari lapisan atap yang bawah, sampai yang lebih tinggi (atap sekolahku masih menerapkan atap dari rumah adat betang, Kalimantan Tengah). LALU, DIA MELOMPAT LAGI KE BANGUNAN KELAS YANG BERADA DI SAMPING KIRIKU, DAN MENGHILANG DIBALIK POHON yang dahannya hampir menutupi 1/3 atap bangunan. terlihat dari jauh, aku tidak ingat pasti sebenernya, bahwa dia memiliki mata yang merah. aku tergidik ngeri, dan aku ingin segera cepat-cepat pulang.

entahlah, apakah hanya sebuah kesialan belaka, atau justru "kebetulan", setahun setelahnya, hari pertama, saat aku mulai mengisi kelas di bangunan itu, aku mengalami kecelakaan jatuh dari tangga dan harus mengalami cidera kaki yang cukup berat yang rasa sakit dan dampaknya saat ini masih terasa. dan, aku takut kalau itu adalah perbuatan 'dia'.

......

baru aja terlintas di otakku saat aku mengetik cerita ini. aku terbayang hantu yang pernah aku lihat keberadaannya ini seperti BEGU GANJANG, hantu yang berasal dari tanah Batak, Sumatera Utara, yangmana novel yang menyinggung tentang hantu itu pernah aku review di blog ini. aku semakin merinding mengetahui kebetulan yang ga diinginkan itu. tapi yang jelas aku berharap untuk tidak akan pernah lagi dipertemukan lagi dengan 'mereka', bahkan untuk sekedar mereka memperlihatkan bayangan.

mungkin sampe segitu doang kejadian horor yang lain yang pernah aku alamin di sekolah. sekarang aku hanya perlu memutar ulang lagi kejadian-kejadian horor yang pernah aku alami dulu. terima kasih.

wassalamuallaikum warrahmatullahi wabarakatuuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Writing Challenge: A Special Toy Growing Up

Walaupun di beberapa posting -an sebelumnya aku selalu bilang berat menjadi anak pertama di keluarga, tapi aku tetap merasa sangat beruntung berada di dalamnya. Terutama karena almh. Mamah dan juga keluarga dari pihak mamah yang selalu menghujaniku dengan rasa kasih sayang yang luar biasa, bahkan sampai dengan sekarang.   Aku ingat cukup banyak mainan yang kupunya, seperti puzzle , mainan balok KW-annya Lego, Boneka Barbie ,  dan masih banyak lagi. Dari yang dibeli murahan di pedagang mainan asongan, di toko mainan, sampai dengan sebagai oleh-oleh dari luar kota. Masih sangat melekat diingatan waktu itu aku diajak oleh salah satu kaka sepupuku pergi ke town plaza untuk membeli mainan. Usiaku saat itu mungkin masih 4 - 5 tahun. Disitu diajaknya aku memilih mainan sendiri dan pilihan hatiku jatuh pada set mainan peraga masak-masakan. Sampai saat ini aku ingat persis warna panci mainan itu yang berwarna biru tua dilengkapi dengan stiker bergambar makanan berkuah yang banyak wort...

Writing Challenge: Reflect on a Painful Childhood Experience

Aku pernah nyaris menghilangkan nyawaku sendiri... Aku tidak sama sekali ingin menyembunyikan fakta pahit itu. Akan kuberikan sebagai pelajaran bagiku sendiri di kemudian hari. Bahwa menjadi yang pertama adalah bukan segalanya. Kembali lagi pada kenyataan yang sudah kuungkapkan di posting- an sebelumnya, bahwa menjadi anak pertama memang sesulit itu. Banyak tekanan dan banyak tuntutan. Aku yakin semua anak se-Asia merasakan hal yang sama denganku. Dulu, saat aku sangat dituntut untuk selalu mendapatkan peringkat I di sekolah. Aku selalu dituntut untuk belajar yang giat. Sangat wajar sebenarnya. Aku tetap diberi kesempatan untuk main, kok. Tapi, aku diberikan waktu yang ekstra oleh orang tuaku untuk mengenyam ilmu lagi di luar sekolah alias les.   Bahkan saat aku duduk di bangku Taman Kanak - Kanak sudah diberikan bimbingan belajar oleh orang tuaku di tempat tetangga yang kebetulan juga merupakan guru TK (bukan guru TK-ku tapi) selama dua tahun sampai dengan aku duduk di kelas I SD....

Writing Challenge: A Letter to My Younger Self

Hai, Ima Isma Fawzeya Rosida Nama yang sebenarnya sampai sekarang aku sendiri jujur tidak begitu suka. Kenapa harus memulai nama dengan huruf vokal? Huruf "I" pula! Tapi apalah yang harus disesalkan? Bukan aku juga yang memilih. Pada saat aku menuliskan ini untukmu, usia kita adalah 26 tahun! Wah, bagaimana, ya, kamu mendeskripsikan dan memvisualisasikan perempuan berusia 26 tahun kala itu? Coba nanti kasih tau aku, ya! Hai, gadis kecil berambut ikal Aku selalu suka rambut itu. Mamah juga suka rambut itu. Kita pernah sekali melakukan smoothing rambut dan itu menjadi salah satu penyesalan kita seumur hidup! Oh, iya, saat dewasa, rambut kita hampir selalu pendek. Aku sendiri tidak begitu tahan dengan rambut yang terlalu panjang, tidak seperti kamu yang mungkin menyukainya. Tapi kamu sebenarnya sadar, kan, kalau rambutmu itu susah disisir kalau panjang? But, it suits you the most and now the short one suits me the most. so, we need to respect each other decision, right? Hai, s...