Langsung ke konten utama

RM PROJECT : NGEDATE SERU ALA RUNNINGMAN PART. 2

assalamuallaikum warrahmatullahi wabarakatuuh

balik lagi, nih, readers

balik lagi dengan bahasan 'NGEDATE SERU ALA RUNNINGMAN'. selagi masih rajin ngulas dan ngebuka satu per satu file Running Man dari episode paling awal.
check them out👇👇👇

- COUPLE 'IT' ITEMS

ide ini terinspirasi dari salah satu mission di episode 63. jadi kamu dan partner bisa beli, cari, atau bahkan bikin item yang kalian couple-in sebagai couple item kalian. misalnya yang paling mainstream, kalian bisa beli couple t-shirt. kalo kalian mau, kalian bisa sedikit kreatif dengan membuat couple t-shirt kalian sendiri, contohnya kalian cat pake fabric paint.

- BERSEPEDA KELILING TAMAN

masih sama dari episode 63, ide yang bisa kalian ambil buat nge-date seru kalian adalah bersepeda bareng keliling taman. kalian bisa milih sepeda boncengan biar suasana yang dibuat semakin romantis. kalo pengen yang lebih safe, pastikan sepeda yang kalian pake adalah sepeda kalian sendiri, ya :D 

- KARAOKE 

nyanyi seru dan gila-gilaan bareng partner bukan ide yang bodoh. kalian bisa sharing selera musik kalian masing-masing, atau kalian bisa nyoba nyatuin selera musik kalian dan nyanyiin lagu favorit kalian berdua. wah, seru banget pasti.
-NGE-GYM BARENG

mens sana in corpore sano- di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. ga cuman sehat karena pola makan kalian yang baik, kalian bisa menambahkan healthy life style kalian dengan nge-gym sama-sama. kalian bisa ngelakuin adegan sit-up yang dilakuin Gil Ra Im dan Hyun Bin di Secret Garden 😍


mungkin aku cuman bisa posting empat dulu, ya, readers. soalnya aku bener-bener harus ngebuka satu demi satu, atau coba nginget-nginget. dan, ini ga pake aku kasih gambar, kembali lagi karena ribet. mungkin baru bisa aku tambahin, nanti.

see yaaa

wassalamuallaikum warrahmatullahi wabarakatuuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Writing Challenge: A Special Toy Growing Up

Walaupun di beberapa posting -an sebelumnya aku selalu bilang berat menjadi anak pertama di keluarga, tapi aku tetap merasa sangat beruntung berada di dalamnya. Terutama karena almh. Mamah dan juga keluarga dari pihak mamah yang selalu menghujaniku dengan rasa kasih sayang yang luar biasa, bahkan sampai dengan sekarang.   Aku ingat cukup banyak mainan yang kupunya, seperti puzzle , mainan balok KW-annya Lego, Boneka Barbie ,  dan masih banyak lagi. Dari yang dibeli murahan di pedagang mainan asongan, di toko mainan, sampai dengan sebagai oleh-oleh dari luar kota. Masih sangat melekat diingatan waktu itu aku diajak oleh salah satu kaka sepupuku pergi ke town plaza untuk membeli mainan. Usiaku saat itu mungkin masih 4 - 5 tahun. Disitu diajaknya aku memilih mainan sendiri dan pilihan hatiku jatuh pada set mainan peraga masak-masakan. Sampai saat ini aku ingat persis warna panci mainan itu yang berwarna biru tua dilengkapi dengan stiker bergambar makanan berkuah yang banyak wort...

Writing Challenge: Reflect on a Painful Childhood Experience

Aku pernah nyaris menghilangkan nyawaku sendiri... Aku tidak sama sekali ingin menyembunyikan fakta pahit itu. Akan kuberikan sebagai pelajaran bagiku sendiri di kemudian hari. Bahwa menjadi yang pertama adalah bukan segalanya. Kembali lagi pada kenyataan yang sudah kuungkapkan di posting- an sebelumnya, bahwa menjadi anak pertama memang sesulit itu. Banyak tekanan dan banyak tuntutan. Aku yakin semua anak se-Asia merasakan hal yang sama denganku. Dulu, saat aku sangat dituntut untuk selalu mendapatkan peringkat I di sekolah. Aku selalu dituntut untuk belajar yang giat. Sangat wajar sebenarnya. Aku tetap diberi kesempatan untuk main, kok. Tapi, aku diberikan waktu yang ekstra oleh orang tuaku untuk mengenyam ilmu lagi di luar sekolah alias les.   Bahkan saat aku duduk di bangku Taman Kanak - Kanak sudah diberikan bimbingan belajar oleh orang tuaku di tempat tetangga yang kebetulan juga merupakan guru TK (bukan guru TK-ku tapi) selama dua tahun sampai dengan aku duduk di kelas I SD....

Writing Challenge: A Letter to My Younger Self

Hai, Ima Isma Fawzeya Rosida Nama yang sebenarnya sampai sekarang aku sendiri jujur tidak begitu suka. Kenapa harus memulai nama dengan huruf vokal? Huruf "I" pula! Tapi apalah yang harus disesalkan? Bukan aku juga yang memilih. Pada saat aku menuliskan ini untukmu, usia kita adalah 26 tahun! Wah, bagaimana, ya, kamu mendeskripsikan dan memvisualisasikan perempuan berusia 26 tahun kala itu? Coba nanti kasih tau aku, ya! Hai, gadis kecil berambut ikal Aku selalu suka rambut itu. Mamah juga suka rambut itu. Kita pernah sekali melakukan smoothing rambut dan itu menjadi salah satu penyesalan kita seumur hidup! Oh, iya, saat dewasa, rambut kita hampir selalu pendek. Aku sendiri tidak begitu tahan dengan rambut yang terlalu panjang, tidak seperti kamu yang mungkin menyukainya. Tapi kamu sebenarnya sadar, kan, kalau rambutmu itu susah disisir kalau panjang? But, it suits you the most and now the short one suits me the most. so, we need to respect each other decision, right? Hai, s...